Membuatku semakin miris akan hal yang aku dengar.
secepatnya aku berlari keluar dan melihatmu pergi dengan di dampingi banyak orang.
dan aku masih berfikir "apakah itu kau?", rasa air mata yang menumpuk semakin tak tertahankan, semuanya menjadi kosong rasanya saat itu, sahabatkupun memelukku dengan tulus.
Haruskah kau pergi secepat itu? apakah masa-masa bersama kita terlalu membosankan sampai kau akhirnya meninggalkanku?, semua kata itu yang ada di fikiranku, sangat tidak masuk akal jika aku bertanya seperti itu.~
Pagi yang cerah membuatku bersemangat pada hari itu, ingin rasanya melompat yang tinggi akan bisa menggapai mentari. Senyum indah sudah ada di hadapanku, memelukku dengan tulus, membuatku ingin tersenyum saat itu.
hari yang tak kuketaui apa yang akan terjadi, tiba-tiba saja kita melewati masa-masa yang indah saat itu.
Mengingat hal itu rasanya ingin berteriak dan menangis sekencang-kencangnya, merasa sangat kehilangan. Mencoba untuk melupakan, itupun sulit, sesuatu yang aku anggap gila, hampir saja aku terfikir ingin melompat ke laut tenggelam entah sampai mana, dan akhirnya bertemu kamu. Semua itu tak aku lakukan, karena aku tau kau disana akan sedih melihatku seperti ini, aku berusahan tegar untuk hadapi semua ini.
Senja itu, melihat sekelilingku aku merasa rapuh kembali, tak ada sosok yang aku cari, aku pikir aku gila rasanya tadi itu sebuah mimpi buruk yang menimpa kau, dan ku buka mata lagi, ternyata bukan mimpi.Sahabatku mendampinginku dimanapun aku berada, membuatku semakin tenang dan bisa ikhlas jika sahabatku disisihku. Pergi tidur dengan membawa sesuatu yang tak ku ketaui, membuka pintu dan melihat di ranjang terdapat sebuah kertas yang digulung dan diberi pita sangat apik, aku berjalan menaruh obat yang akan kuminum, kubuka kertas yang berisi tulisan tangan yang aku kenal sekali.
*bukan berarti meninggalkan kamu itu pergi selamanya, aku ada di hatimu jika kau butuh, aku selalu ada untukmu. mungkin saat ini aku hanya bisa melihatmu, tapi bukan memelukmu seperti biasanya. Ingin aku jelaskan kenapa aku meninggalkanmu, tapi aku yakin kau akan tau sendiri pada suatu hari nanti. Ikhlaskan aku dan berdo'alah untukku, aku sudah tenang, aku ingin kau bahagia tanpa aku. Semuanya akan terasa lebih menyenangkan jika kau bia memulai lembaran baru tanpa aku. Semoga kau bahagia, aku di hatimu. Love me to you.
Seakan membaca surat tadi aku merasa dia ada di sampingku dan berbicara tentangku, akupun bertanya-tanya, kapan kau menulis ini untukku? sejak kapan? air mata yang kubendung keluar dengan derasnya seakan tak percaya jika itu kau yang menulisnya. Suara ketukan dari pintu membuatku kaget dan segera menghapus airmata yang mengalir itu. Sahabatku memelukku dan menuntunku ke ranjang menceritakan tentang kejadian yang dialaminya. Hanya sahabatku yang tau kenapa dia pergi meninggalkanku begitu saja.
#Semua berawal dari kata-kata yang dia tulis untukmu di sebuah lembaran kertas, dan meninggalkannya di ranjang tempat biasa kau tidur, hari itu hari terakhir aku melihatnya, waktu itu kau sedang keluar membeli makan untuk kita, aku melihat dia yang sudah pucat, nafas sudah diambang kematian, aku berfikir yang tidak-tidak saat itu, dan akhirnya dia berbicara, "Izinkan aku memelukmu yang terakhir kali, dan aku minta tolong jaga dia dengan baik. bahagiakan dia demi aku. kurang beberapa detik lagi aku akan...." membuatku semakin takut dan aku melihatnya menutup mata diiringi dengan nafas terakhir.
Mendengarkan cerita tersebut membuatku rapuh dan bertanya kembali, mengapa kau yang disampingnya bukan aku? apakah kau tak ingin melihatku bersedih seperti ini? dan aku tau surat ini benar darinya. Isi hati terakhirnya yang dia tumpahkan kedalam kata-kata yang indah ini ditulis dengan pena yang biasa aku pakai. Serasa tak ingin ditinggal tapi aku tau kau sudah tiada. Hari-hari berikutnya aku semakin mengerti aku hanya berdo'a, itulah caraku berbicara denganmu. Mengertilah bahwa dia tak akan kembali. Kembalilah tersenyum seperti pagi dimana dia akan meninggalkanku.
Read More...
secepatnya aku berlari keluar dan melihatmu pergi dengan di dampingi banyak orang.
dan aku masih berfikir "apakah itu kau?", rasa air mata yang menumpuk semakin tak tertahankan, semuanya menjadi kosong rasanya saat itu, sahabatkupun memelukku dengan tulus.
Haruskah kau pergi secepat itu? apakah masa-masa bersama kita terlalu membosankan sampai kau akhirnya meninggalkanku?, semua kata itu yang ada di fikiranku, sangat tidak masuk akal jika aku bertanya seperti itu.~
Pagi yang cerah membuatku bersemangat pada hari itu, ingin rasanya melompat yang tinggi akan bisa menggapai mentari. Senyum indah sudah ada di hadapanku, memelukku dengan tulus, membuatku ingin tersenyum saat itu.
hari yang tak kuketaui apa yang akan terjadi, tiba-tiba saja kita melewati masa-masa yang indah saat itu.
Mengingat hal itu rasanya ingin berteriak dan menangis sekencang-kencangnya, merasa sangat kehilangan. Mencoba untuk melupakan, itupun sulit, sesuatu yang aku anggap gila, hampir saja aku terfikir ingin melompat ke laut tenggelam entah sampai mana, dan akhirnya bertemu kamu. Semua itu tak aku lakukan, karena aku tau kau disana akan sedih melihatku seperti ini, aku berusahan tegar untuk hadapi semua ini.
Senja itu, melihat sekelilingku aku merasa rapuh kembali, tak ada sosok yang aku cari, aku pikir aku gila rasanya tadi itu sebuah mimpi buruk yang menimpa kau, dan ku buka mata lagi, ternyata bukan mimpi.Sahabatku mendampinginku dimanapun aku berada, membuatku semakin tenang dan bisa ikhlas jika sahabatku disisihku. Pergi tidur dengan membawa sesuatu yang tak ku ketaui, membuka pintu dan melihat di ranjang terdapat sebuah kertas yang digulung dan diberi pita sangat apik, aku berjalan menaruh obat yang akan kuminum, kubuka kertas yang berisi tulisan tangan yang aku kenal sekali.
*bukan berarti meninggalkan kamu itu pergi selamanya, aku ada di hatimu jika kau butuh, aku selalu ada untukmu. mungkin saat ini aku hanya bisa melihatmu, tapi bukan memelukmu seperti biasanya. Ingin aku jelaskan kenapa aku meninggalkanmu, tapi aku yakin kau akan tau sendiri pada suatu hari nanti. Ikhlaskan aku dan berdo'alah untukku, aku sudah tenang, aku ingin kau bahagia tanpa aku. Semuanya akan terasa lebih menyenangkan jika kau bia memulai lembaran baru tanpa aku. Semoga kau bahagia, aku di hatimu. Love me to you.
Seakan membaca surat tadi aku merasa dia ada di sampingku dan berbicara tentangku, akupun bertanya-tanya, kapan kau menulis ini untukku? sejak kapan? air mata yang kubendung keluar dengan derasnya seakan tak percaya jika itu kau yang menulisnya. Suara ketukan dari pintu membuatku kaget dan segera menghapus airmata yang mengalir itu. Sahabatku memelukku dan menuntunku ke ranjang menceritakan tentang kejadian yang dialaminya. Hanya sahabatku yang tau kenapa dia pergi meninggalkanku begitu saja.
#Semua berawal dari kata-kata yang dia tulis untukmu di sebuah lembaran kertas, dan meninggalkannya di ranjang tempat biasa kau tidur, hari itu hari terakhir aku melihatnya, waktu itu kau sedang keluar membeli makan untuk kita, aku melihat dia yang sudah pucat, nafas sudah diambang kematian, aku berfikir yang tidak-tidak saat itu, dan akhirnya dia berbicara, "Izinkan aku memelukmu yang terakhir kali, dan aku minta tolong jaga dia dengan baik. bahagiakan dia demi aku. kurang beberapa detik lagi aku akan...." membuatku semakin takut dan aku melihatnya menutup mata diiringi dengan nafas terakhir.
Mendengarkan cerita tersebut membuatku rapuh dan bertanya kembali, mengapa kau yang disampingnya bukan aku? apakah kau tak ingin melihatku bersedih seperti ini? dan aku tau surat ini benar darinya. Isi hati terakhirnya yang dia tumpahkan kedalam kata-kata yang indah ini ditulis dengan pena yang biasa aku pakai. Serasa tak ingin ditinggal tapi aku tau kau sudah tiada. Hari-hari berikutnya aku semakin mengerti aku hanya berdo'a, itulah caraku berbicara denganmu. Mengertilah bahwa dia tak akan kembali. Kembalilah tersenyum seperti pagi dimana dia akan meninggalkanku.